![]() |
Boni Hargens (Batik) |
JAKARTA - INDEPNEWS.Com : Pengamat politik
Universitas Indonesia Boni Hargens meluncurkan istilah "Jokowisme,"
yaitu keseluruhan praktik politik berbasis rakyat.
"Saya
diinspirasi oleh istilah seorang penulis Jerman tentang Jokowi, menyebut
istilah 'Jokonomic' yaitu praktik ekonomi populis, ekonomi kerakyatan,"
kata Boni dalam diskusi yang diadakan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP)
di Jakarta, Rabu (26/3).
Jokonomic,
menurut Boni, sudah terbukti diyakini oleh pasar, sebagaimana indeks melesat
tinggi setelah Jokowi diumumkan menjadi capres PDI Perjuangan.
"Saya
percaya, reaksi pasar tidak berdiri sendiri, tetapi bagian dari keyakinan
publik bahwa Jokowi akan membawa babak baru. Dan kita sebagai rakyat, harus
mengawal Jokowi," ujarnya.
Boni
mengatakan, setelah tahun 1998, politik Indonesia dikuasai oleh para bandar.
Berbeda dengan jaman Orde Baru, politik berada di tangan birokrat dan militer.
"Selepas
1998, kendali di tangan bandar. Bandar yang menentukan siapa politisi yang
naik, siapa yang dimajukan ke DPR. Pengaturan melalui dana yang mereka siapkan
untuk mempengaruhi publik," ujar Boni.
Siapa
orang-orang kaya menjadi bandar politik? Tidak jelas. Tetapi bisa
diidentifikasi, mereka adalah para pengusaha yang berkolasi dengan penguasa,
mengontrol impor minyak dan gas, mengontrol barang-barang impor.
Jokowi,
diharapkan memperbaiki sistem yang sudah rusak. Politik berbasis rakyat
(Jokowisme), akan mengembalikan kedaulatan rakyat yang sempat hilang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !