Menjelang Panen, Petani Tembakau di Klaten Bingung Wacana Harga Belum Ada INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , , » Menjelang Panen, Petani Tembakau di Klaten Bingung Wacana Harga Belum Ada

Menjelang Panen, Petani Tembakau di Klaten Bingung Wacana Harga Belum Ada

Ditulis Oleh redaksi Jumat, 10 Agustus 2012 | 00.25

Petani sedang membersihkan tunas daun tembakau di sawahnya 
(Foto : Sumanto) 

KLATEN-INDEPNews; Kalangan petani tembakau di wilayah Kabupaten Klaten musim panen (petik) kali ini umumnya bingung dan resah. Karena, meski musim panen raya hampir tiba, namun wacana soal harga belum ada. Padahal, tahun sebelumnya, sebulan menjalang panen tiba patokan harga sudah ada.

“Hasil panenan musim ini lebih bagus dibandingkan dengan musim sebelumnya, Hanya saja, petani khawatir daun tembakau tak laku dijual. Padahal, panenan tahun lalu, kurang satu bulan panen stok tembakau di sawah-sawah ‘diserbu’ para pembeli dengan harga relatif tinggi,” ungkap Ngadimin, petani di wilayah Kecamatan Trucuk, Klaten, Kamis (8/8).

Lebih lanjut dikatakan, para sebagian petani tembakau di sini (Manisrenggo) saat ini gelisah, ini bukan karena tanaman kurang air. Namun lantaran sampai menjelang panen raya kali ini patokan harga tembakau belum ada. Padahal, tahun sebelumnya, kurang satu bulan panen sudah banyak tengkulak datang ke sawah-sawah untuk menawarnya.

“Sekrang ini tanaman tembakau di Manisrenggo umumnya sudah berumur 2,7 bulan, sehingga satu minggu mendatang sudah bisa dipanen. Tetapi kabar soal harga tembakau per patok atau per kilogramnya belum ada selentingan (wacana harga),” ungkap dia.

Sumber lain menyebutkan, musim panen tahun lalu harga tembakau tinggi, meski saat itu hanya sebagian petani yang meraub untung besar. Karena, musim lalu sebagian besar petani ‘trauma’ dengan musim panen tahun sebelumnya banyak menderita kerugian.

“Karena stok tembakau di Klaten berkurang, saat musim panen tahun lalu (2011) para pengusaha lokal (Klaten-red) harus mencari di luar Klaten seperti Grobogan, Boyolali dan beberapa kota lainnya,” ungkap penebas tembakau Tukiyo seraya mengakui bahwa musim ini dia belum bergerak (membeli daun tembakau).

Diakui oleh nya, hasil panen tembakau tahun lalu memuaskan dibanding dengan hasil padi selisihnya jauh. Harga tembakau di sawah ditebas (dibayar) Rp 3 sampai Rp 4 juta/patoknya. Meski tanaman padi panenan musim kali ini sebagian besar cukup lumayan.

“Patokan harga tembakau saat ini belum ada, maka kami belum berani keluar untuk menebas,” tambah Tukiyo.

Menurut pemantauan, menunjukkan lahan-lahan tembakau yang terhampar di persawahan di beberapa wilayah kecamatan seperti Kecamatan Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Trucuk dan beberapa kecamatan yang lain, menurut sejumlah petani sebagian  tanaman tembakau sudah siap dan bahkan mulai panen itu belum ada yang menawar.

“Umumnya, petani tak berani mengeringkan sendiri takut menanggung resiko, sehingga sebagian besar petani menjual tembakau yang masih daun basah di sawah. Tetapi, entah panenan mendatang, kalau tidak ada tengkulak (pembeli) terpaksa dibawa pulang untuk dikeringkan sendiri,” ungkap Karjo (45), petani di Prambanan.

Menurut S Tukiyo, seorang pengusaha tembakau di Jogonalan, musim panen tahun lalu, ada beberapa tengkulak membelinya dengan harga rob (satu patok) berkisar Rp 2 juta sampai Rp 3,5 juta bahkan lebih. Namun, musim petik tembakau tahun ini jumlah tengkulak yang nebas tembakau di sawah belum ada yang keluar, sehingga tidak mengherankan kalau para petani tembakau bingung. (Anto)

Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved